Sunday, July 12, 2020

Twitter Hari Ini dan Satu Dekade Lalu

Sebagai seseorang yang lahir di tahun 90-an tentu saja saya tidak lagi asing dengan media sosial yang satu ini. Sebelum instagram berkuasa, banyak sekali orang-orang yang memiliki akun di twitter. Mereka berkicau, begitu aktivitas yang seolah disampaikan oleh medsos berlambang burung ini. Saya pertama kali membuat akun di tahun 2009, ketika saya masih SMP dan twitter hanya digunakan sebagai medsos sampingan selain friendster. Twitter berfungsi sebagai tempat curhat saat itu, baik secara terang-terangan atau pun cuma dengan kode-kode semata. Saat itu, saya berinteraksi hanya dengan teman-teman real life saja, teman-teman yang juga memiliki akun serupa.

Sekitar tahun 2012, saya membuat akun kedua. Side account, alter account, spazzing account, akun ava korea, you name it. Tujuannya tentu saja tidak lain dan tidak bukan agar saya punya tempat khusus untuk melontarkan pikiran-pikiran tentang grup-grup favorit saya. Dari akun ini, saya mengenal orang-orang asing. Orang-orang yang hanya berinteraksi dengan saya lewat layar gawai saja, namun entah mengapa terasa nyaman. Orang-orang yang di hari-hari kemudian menjadi teman-teman terdekat. Bertemu dan mengobrol langsung, tertawa, marah, hingga menangis karena hal yang sama. Kehidupan twitter circa 2012-2014 mungkin adalah kehidupan sosial favorit saya. Namun, selayaknya setiap hal pasti mengalami perubahan, begitu juga pertemanan. Sayang sekali, karena berbagai macam alasan, kami tidak lagi berbicara sebagaimana sebelumnya. I'm sad, but I'm still trying to keep in touch with all of them.

Ketika instagram muncul sekitar tahun 2013, twitter tidak lagi sepopuler sebelumnya. Linimasa akun pertama saya sepi bagai kuburan. Suatu hal yang sebenarnya amat saya syukuri, jika boleh jujur, hahaha. Saya tetap rutin membuka twitter, meskipun teman-teman hijrah ke instagram. Kemudian tiba-tiba, sekitar tahun 2018/2019, twitter kembali booming. Saya tidak tahu sebabnya, tapi kemudian orang-orang berbondong-bondong kembali ke akun twitter mereka. Baik pengguna lama maupun pengguna baru. Tentu saja saya overwhelmed dengan keadaan ini. Timeline tiba-tiba jadi ramai lagi. Saya pikir, loh apa sih ini kenapa pada balik lagi? Tapi tetap saja saya belum menemukan jawabannya.

Saya menjumpai perbedaan umur yang cukup jauh ketika berinteraksi dengan pengguna twitter sekarang ini. Hampir semuanya lahir di tahun 2000 ke atas, alias kok saya tua banget ya? Hahaha. Tapi serius, saya kaget banget ada anak umur 14 tahun udah ngomongin hal seksual secara terbuka. Like???? Kid???? Helloooo??? Talking about some guys' Dicc openly isn't cool??!?!? Tapi mungkin memang beginilah dunia berjalan. Arus informasi makin deras dan tidak terbatas, teknologi berkembang semakin maju, orangtua juga makin kesulitan mengikuti dinamika dunia yang berlari cepat seperti sedang ikut perlombaan. Saya tidak tahu apakah tepat menilai semuanya dari kacamata konvensional saya sebagai orang yang secara umur sudah terhitung legal dan dianggap mampu bertanggung jawab atas diri sendiri, tapi saya pikir anak di bawah umur tetap saja masih belum pantas melontarkan kata-kata sejenis.

Satu dekade yang lalu, belum banyak akun-akun personal dengan puluhan ribu followers yang jika muncul sekarang akan dibilang selebtwit. Akun-akun dengan ribuan followers dulu adalah akun-akun yang terkenal dengan kumpulan quotes patah hati, quotes film, dan segala jenis quotes lainnya. Juga akun-akun official berita televisi/koran. Sama sekali berbeda dengan twitter sekarang ini yang kebanyakan berisi berita-berita artis dengan thread-thread kontroversial dan semacamnya. Kadang juga demi popularitas semata. Twitter sekarang ini juga berisi berbagai macam tips dan cerita lucu dari berbagai sumber, yang meskipun menghibur kadang tetap terasa overwhelming bagi saya. Twitter satu dekade yang lalu adalah rumah, tempat saya pulang dan bercerita tentang bagaimana hari yang saya jalani hari itu, baik pada teman-teman atau sekadar bicara pada diri sendiri. Twitter hari ini adalah ladang engagement bagi beberapa orang, bukan lagi sekadar platform mencari teman dan pasangan apalagi cuma wadah spazzingan.

Masa twitter satu dekade yang lalu mungkin sudah berlalu, tapi biarlah saya menyimpan rapat-rapat memori-memori kecil itu dalam kotak kenangan yang bisa dilihat sewaktu-waktu.

Ps: Saya masih main twitter kok.

Share:

2 comments:

  1. sebagai pengguna twitter since 2009 bisa sangat relate sama tulisan ini, haha. Ngomong2 salam kenal ya dari saya yg iseng kembali buka blog dan mengecek follower pengikut blog saya sendiri yang kemudian membawa saya kemari :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, halooo salam kenal jugaa! Sudah lama nggak cek blog ternyata ada komen baru hehe

      Delete