Okay, hi again and good morning! It's only quarter past six here and I feel like writing something about this. Random banget sih, tapi yaudahlah ya. Here they are.
Lolos dari mulut harimau, masuk ke sarang buaya. Mungkin begitu ya jika mau diibaratkan pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang sekitar tentang hidup kita. Setelah "kapan lulus?", pertanyaan selanjutnya buat saya dan teman-teman yang baru keluar dari mulut harimau ini (re:baru lulus kuliah) adalah "kapan nikah?". It's become a common question your family would ask after this, trust me. Or at the very least, "pacarmu mana?"
Pertanyaan keluarga kayak di atas itulah yang sering dirisaukan oleh orang-orang seumuran saya, berawal dari candaan eh lama-lama kepikiran. Nah apalagi sekarang nikah muda di Indonesia sedang tren. Yah, tau sendiri lah gimana sikonnya kalo sesuatu lagi happening; semua orang iri, semua orang baper, semua orang mau begitu. Semua orang mau nikah muda.
Hal yang terjadi selanjutnya adalah tersebarnya quotes-quotes dan kartun-kartun gadis yang "minta dihalalkan". Gambar-gambar ini seakan menjadi doktrin bagi yang membaca agar cepat-cepat menikah, agar tidak berzina, dan sebagainya. Intensinya bagus, sungguh. Apa yang salah dari menaati aturan agama kan? Tapi sayangnya yang sering dilupakan adalah hal yang justru paling penting: kesiapan mental dan materi.
Untuk laki-laki, menikah bukan hanya soal ena-ena secara halal sob, tapi juga soal memberi nafkah yang cukup untuk keluargamu. Itu kewajiban suami loh. Nah sekarang, jika secara materi belum mampu kamu cukupi, haruskah memaksakan menikah? Jika dalihnya adalah membangun rumah tangga dari nol, saya angkat topi untuk itu, hanya jika mentalmu sudah siap. It took years to build a stable career dan menunggu bukanlah pekerjaan yang mudah. Benar kan? Sudah siapkah bertanggung jawab atas istrimu? Sudah siap hidup bertahun-tahun dengan orang yang sama? Sudah siap menjadi imam yang baik dengan bekal agama yang cukup? Jika iya, silakan lanjut. Jika belum, lebih baik jangan main-main deh. Menikah tidak sebercanda itu.
Untuk para perempuan, guys jangan mudah terpicu oleh yang dengan mudahnya bilang minta dihalalkan. Kita punya hak untuk jadi lebih baik daripada ini. We deserve to have higher education and stabilize our own money. Meski terdengar agak feminis, tapi saya meyakini bahwa itu benar. Untuk jadi seorang istri dan (terutama) seorang ibu yang baik di masa depan, a woman should be well-educated. Sehingga pikirannya luas dan terbuka, dapat melihat dari berbagai sudut pandang, serta dapat mengambil keputusan yang paling baik bagi anak-anaknya kelak. Saya tidak mengatakan bahwa suami tidak memiliki andil dalam hal ini, namun agar setidaknya perempuan memiliki pilihan dan pertimbangan sendiri untuk diajukan dalam diskusi dengan sang suami nanti. Well, semua kembali lagi pada kesiapan mental dan materi. Sudah siapkah kamu menikah? Menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan orang yang sama? Sudah siapkah menjadi tempat suamimu berpulang dan bersandar? Sudah siapkah jika suamimu nanti belum mampu memenuhi kebutuhan tersiermu? Sudah siapkah menjadi seseorang yang hidupnya terikat dengan keputusan-keputusan suamimu? Karena ketika menikah, baktimu pindah pada suamimu, bukan lagi pada ibumu.
Sekali lagi, saya ingin menegaskan bahwa saya bukan menentang konsep nikah muda. Sama sekali bukan. Hanya saja dari yang saya lihat sekarang, menikah seolah merupakan hal gampang yang tidak perlu banyak pertimbangan. Maka, sebenarnya tulisan ini dibuat agar menjadi refleksi bagi yang mudah baper akan teman-temannya yang menikah duluan padahal umurnya sama, juga refleksi bagi diri saya sendiri sebagai seorang perempuan. Ingatlah selalu bahwa mereka yang menikah duluan (dan masih muda) mungkin telah memiliki pertimbangan yang matang juga telah siap baik secara mental dan materi. Dan yang paling penting di atas segalanya, telah diniatkan untuk mencari ridho Allah.
Pintar lah memilih suamimu, karena dia adalah kunci masuk ke surga-Nya.
Bijaksana lah memilih istrimu, karena dia adalah sebuah tanggung jawab yang bisa menyeretmu ke neraka-Nya.
(Intinya sama-sama berat guys, jadi kalo belum siap mendingan benerin diri sendiri aja dulu HEHE bye!)
viralkaaan, Ijah! hahaha
ReplyDeleteWakakak viralkan tuh,,,,,,, ini mah cuma unek-unek berkedok tulisan (sok) bermutu Gi hahaha
Delete