Kata orang, jika ada pertemuan, maka ada perpisahan. Durasinya juga beragam, bisa hanya beberapa detik, jam, hari, minggu atau malah puluhan tahun. Kita tidak pernah tahu.
Menjadi makhluk ciptaan Tuhan membuat kita seharusnya sadar bahwa pertemuan-pertemuan kita dengan orang lain adalah sesuatu yang sudah ditentukan, atau orang-orang biasanya menyebutnya; takdir. Dari pertemuan-pertemuan itu kita belajar dan merasakan sesuatu, entah hal baik atau pun buruk. Pertemuan yang tidak pernah disangka-sangka. Pertemuan yang akan berakhir dengan perpisahan.
Perpisahan, sebagaimana layaknya pertemuan, juga dirancang secara tiba-tiba. Pun sebab dari perpisahan sendiri, ada banyak macamnya. Ada perpisahan yang tidak kita sadari telah terjadi, seperti ketika berpapasan dengan orang asing di jalan, karena pertemuannya juga sama tidak disadarinya. Ada perpisahan yang terjadi secara baik-baik, karena pihak-pihak yang terlibat sudah saling sepakat untuk berpisah dan melanjutkan hidup masing-masing dengan agenda-agenda lain yang juga berbeda. Ada perpisahan yang dilakukan sepihak, akibat kekesalan dan emosi yang memuncak untuk beberapa saat. Ada pula perpisahan yang tidak dikehendaki; perpisahan selamanya. Perpisahan untuk menuju dunia yang lain, dunia yang abadi.
Perpisahan meninggalkan bekas. Mungkin senyum, luka, atau malah air mata. Meninggalkan senyum jika pertemuan itu membuatmu bertemu dengan orang yang menjengkelkan, meninggalkan luka jika pertemuan itu membuatmu sakit hati dan kesal, meninggalkan air mata jika pertemuan itu membuatmu menginvestasikan hatimu terlalu banyak dan dalam.
Namun, di atas segalanya, perpisahan adalah gerbang menuju pertemuan baru.
Jika pada suatu hari nanti, kalau-kalau Tuhan mengizinkanmu bertemu kembali dengan orang yang dengannya kamu pernah berselisih paham, pernah menyakiti hatimu, juga membuatmu jengkel, maka tersenyumlah. Karena pertemuan yang kedua, bisa jadi, adalah sebuah refleksi, bagi hidupmu dan hidupnya. Semoga pada saat itu, kamu sudah memaafkannya dan dia sudah menyesali kesalahannya.
May, in the future, you meet (again) with ones you have quarrel with, in a better term.
0 comments:
Post a Comment