Tuesday, August 11, 2015

The Unexpected Malang : Coban Sumber Pitu, Coban Rondo, Pantai Gatra, Pantai 3 Warna, dan Pantai Goa Cina

This was how the trip actually planned : Explore East Java. Itu rencana hampir satu tahun yang lalu, yang diniatkan dengan serius namun tetap juga hampir gagal. Well then, we all agreed to make it true this month. On August 1, we started these all. I'm gonna make this (a bit) like itinerary in description, added with all impressions I had during the trip. Or just said it's a journal. Fyi, there were 8 persons joined here.

August 1 : 15.00. Caw dari Stasiun Pasar Senen. Bye Jakarta!

August 2 : Sumpah, pegel banget tidur di kereta. I couldn't feel my butt down there. Safely arrived at 07.50, Stasiun Malang Kota Baru. Jalan-jalan keliling nyari sarapan + bawa-bawa daypack gendut = caper. We got (almost) all citizens' eyes on us! Istirahat sebentar di masjid yang ketemu di depan mata (forgot the name though), terus jalan lagi lewatin pasar hewan. KURANG CAPER APALAGI HAHAHA passing through people, took glances at the animals (they sold owls omg so cute!!), all with small "sorry" mumbled here and there because you know that our bag couldn't help but bumped on people's body. Setelah lewat pasar hewan, kami sampai di Alun-Alun Malang. Masih jadi pusat perhatian juga (how couldn't if you walked with that huge daypack on and mattress altogether), akhirnya kami makan di salah satu restoran hotel, if I'm not mistaken, yang ada di dekat alun-alun. Terpaksa sih, karena nggak ada tukang jualan di alun-alun. Abis itu nunggu dzuhur dan sholat di masjid dekat alun-alun (Masjid Jami'). Ngingetin aja, ternyata masjidnya ada 2 section gitu. Buat sholat jamaah dan munfarid (sendiri). Kalo ruang yang khusus berjamaah ternyata nggak dibuka kalo nggak ada sholat berjamaahnya dan yang sholat munfarid nggak boleh sholat disitu. Keren sih, cuma better kalo ada (tulisan) warning dari awal kita nggak boleh sholat munfarid di ruang berjamaah daripada pas lagi sholat tiba-tiba diteriakin nggak boleh sholat disitu. Konsentrasiya jadi buyar (that's what happened to us). Abis sholat, cari makanan yang terkenal di Malang gitu kan. Jalan kaki. Hahaha entah saking semangatnya atau gimana ya pokoknya kami nyari Mie Setan (kalo nggak salah) yang happened to be opened at 4 pm dan bikin kami batal makan. Alhasil nyari alternatif lain dan jatuhlah pilihan ke Bakso Bakar Pak Man, letaknya di Jalan Diponegoro. Kami sempet mikir "bakso kayak gini ada di tengah-tengah perumahan elit. Aneh banget" karena emang rumah-rumah di jalan itu tuh kayak rumah-rumah di kawasan Menteng kalo di Jakarta. Tempatnya sempit tapi rame banget, parah. Harganya Rp 30.000 / 10 buah. Mahal sih. Rasanya? Enak. Tapi enak aja nggak pake banget karena gue nggak nikmatin banget deh pokoknya. Males. Mungkin karena kami bawa daypack gede yang bikin akses keluar masuk jadi agak ribet, kami jadi disambut nggak ramah gitu deh. Nggak sukaaa :( yang penting nggak penasaran. Dah itu aja. Abis itu, ngambil mobil sewaan hehehe. Harganya Rp 250.000/hari tanpa bensin dan supir, Avanza Veloz guys! Terus caw ke Batu deh! Nemu homestay murah, sekitar 100-150rb semalam dan deket sama BNS (Batu Night Spectacular), namanya homestay DINI. PEWE ABIS MENTEMEN! RECOMMENDED! Malemnya jalan ke alun-alun Batu, niatnya mau nyobain ketan Legenda tapi apa daya belum jodoh, tutup hehehe. Akhirnya cuma makan tahu telur dan naik bianglala. Balik homestay, Bobo!


August 3 : Selamat Pagi, Batu! Rencana hari ini kami ke Coban (Air Terjun) Sumber Pitu, Coban Rondo, dan Coban Talun. Tapi ended up cuma ke Coban Sumber Pitu dan Coban Rondo aja karena e karena the road towards Coban Sumber Pitu was out of expectation. Katanya cuma butuh 30 menit trekking dari tempat mobil berhenti, yang ternyata molor kira-kira jadi 1,5 jam. Hahaha ternyata salah satu temen gue boong soal itu. Jalan yang harus dilewatin mobil dari tempat bayar tiket di bawah juga ntap! Yang bawa mobil harus jago dan jangan panik :) Well then, jalanan buat sampai di air terjun ini sendiri lumayan terjal dan sangat berdebu (pasir semua, fyi) apalagi buat yang belum pernah hiking, beware :) jangan lupa bawa buff atau masker ya! Tapi mungkin kalo musim hujan nggak sebanyak itu debunya, and so slippery instead.

Here it is, Coban Sumber Pitu!


Abis dari Coban Sumber Pitu, kami lanjut ke Coban Rondo. Jeng jeng, ternyata coban satu ini udah dijadiin kawasan wisata yang dikelola pihak swasta dan bikin tiketnya mahal (buat kami yang backpackeran) yaitu Rp 16.000/orang dan mobil Rp 10.000. Di kawasan ini, juga ada fasilitas-fasilitas lain seperti labirin, berkuda, dan lain-lain yang perlu tiket masuk lagi untuk masing-masing fasilitasnya (kecuali air terjun).

 Coban Rondo



Pulang dari coban, balik ke homestay dulu, terus malamnya nyoba ke alun-alun Batu lagi, masih penasaran sama Ketan Legenda. Tapi lagi-lagi, belum jodoh, masih tutup hahaha.

August 4 : Karena hari ini adalah hari paling bikin deg-degan satu jurusan, SIAK War alias registrasi online buat satu semester ini, maka kembalilah kami ke Malang Kota. Cuma hanya demi mengisi SIAK. Sempat amat sangat bete karena kalah (nasib jelek 2 semester), kami berangkat ke Wegir, rumah paman salah seorang dari kami. Dari sana, kami akan melanjutkan perjalanan ke pantai selatan keesokan harinya.

August 5 : Pantai Selatan, here we come! Dari Wegir, perjalanan memakan waktu sekitar 4 jam. Jalur menuju pantai yang kami tuju yaitu Pantai Gatra, melewati jalanan aspal yang berbatu dan berpasir sehingga harus hati-hati dikarenakan amat licin. Kenampakan yang terlihat di sekelilingnya adalah tebing-tebing tinggi berkapur yang menyebabkan suasana terlihat gersang.


Untuk mencapai Pantai Gatra, dari tempat parkir mobil, kami harus berjalan kira-kira 1-1,5 jam dengan terlebih dahulu diperiksa di pintu masuk untuk mendata barang-barang yang dibawa. Fyi, kawasan ini adalah kawasan konservasi sehingga sampah yang dibawa saat pulang nanti tidak boleh kurang dari yang sudah didata saat datang. Jika kurang, maka akan didenda sebesar Rp 100.000. Untuk tidur dan bersantai, kami menggunakan flysheet yang dialasi dengan matras. Jika membawa tenda, maka akan dikenakan biaya Rp 25.000/tenda. Pantai Gatra sendiri merupakan pantai yang indah dengan gugusan karang-karang besar di tengah lautnya.

Pantai Gatra




August 6 : Rencananya adalah mengunjungi Pantai 3 Warna. Untuk ke Pantai 3 Warna, harus dilakukan reservasi sebelumnya karena pantai ini memiliki batasan kuota pengunjung. Selain itu, ada tambahan biaya untuk guide sebesar Rp 100.000 juga. Dari Pantai Gatra, perlu trekking kira-kira 20-30 menit untuk mencapai pantai ini. Karena kami menjadi pengunjung pertama hari itu, we were having a private beach! Yaaaayyy! Di pantai ini disediakan juga fasilitas snorkeling. Harganya cukup murah, Rp 15.000/orang. Hati-hati, karena dangkal, karang-karang yang ada dapat dengan mudah terinjak kaki. Anyway, pendapat pribadi gue sih sebenernya gausah aja ada snorkeling. Toh kawasannya buat tempat konservasi. Walaupun dilarang, kalo ada yang nggak sengaja nginjak, tetep patah kan karangnya, rusak-rusak juga. Jadi, better not allowed at all aja. Selain bisa konservasi karang secara total, kaki-kaki yang snorkeling juga nggak perlu luka-luka :)


Pantai 3 Warna


Daaaan karena kami termasuk yang kakinya kena karang sehingga jadi luka-luka, kami cuma snorkeling satu jam ditambah insiden snorkel salah satu teman kami hilang, jadi tambah bete hahaha. Abis itu balik ke Pantai Gatra, mandi, terus langsung caw. Muter-muter cari makan, which is so hard to find karena di sepanjang jalur selatan emang sepi banget. Akhirnya waktu nemu warung, kita makan nasi pecel, Rp 6000 aja :) Setelah makan, langsung ke Pantai Goa Cina. Tadinya sempet debat mau balik ke kota aja apa mau ngecamp lagi. Akhirnya kami ngecamp lagi di Pantai Goa Cina. Not really camping, karena kita tidur di mobil setelah capek main kartu. And we were the only one camped there that night. Zzzzzz

Pantai Goa Cina


August 7 : Berangkat sepagi mungkin kembali ke Wegir. Karena kereta kami pukul 17.00 dan hari Jumat, sehingga harus mengejar waktu sholat Jumat. Dua orang dari kami adalah laki-laki, well it's a must isn't it? Selagi nunggu yang laki-laki sholat, kami mandi dan beres-beres barang. Kemudian berangkat dari Wegir jam 14.00, cari oleh-oleh, terus ke Stasiun Malang Kota Baru. Dah Malang!

August 8 : Lagi-lagi lebih dari 12 jam di kereta. Gausah ditanya rasanya kayak apa ya. Pukul 09.45, Stasiun Jatinegara. Welcome Home!

That's all I could tell. If you found the impressions and ways to places I mentioned above were totally different, either way better or even worse, please kindly tell me. Who knows I'll get back someday? ;)
Share:

0 comments:

Post a Comment