Monday, October 31, 2016

Hello is Hard, Goodbye is even Harder


Crossing path with new people made you learn something new, either the language, culture, social life or even just adding the new perspective into your life. That's why people travels; to get new way of seeing life, to meet new people, to smell the air they have never smelled.

Meeting someone or some people for the first time is hard. It must have been awkward when you are forced to interact with them, and in a new environment evenmore. You don't know what to talk, how to behave, what kind of person she/he is; sooo many things to worry about. I even found it double-extra hard for an introvert like me, but I gotta keep trying. Everything is never gone to waste, eventually.

But even if the start was so hard, the end will be even harder. The time we spent for talks, laughs, and things we experienced together won't last forever. The time binds character, builds the understanding, and made us ended up feeling happy. When the time is up, you lose them. You couldn't do things you usually do with them. You will think about it for a while, get frustrated, and even cried. You will feel empty for some time. The longer period the meeting had, the deeper it became.

Saying good bye is painful, I will personally say so. Either it's for temporary or forever.

Good bye never hurts less.





[4 pm sudden thought. After watching RM and realized there might be no more Gary in the next 2 eps]
Share:

Monday, October 17, 2016

Niat dan Tekad Sekeras Baja

Tulisan ini merupakan bagian dari proyek menulis perjalanan mendapatkan gelar Sarjana Sains pada program studi S1 Geografi Tahun 2016-2017. Tulisan ini ditulis oleh ©faizahfinur dan akan di-update selama proses penulisan skripsi tanpa waktu yang pasti.

---

Now I know why students working on their final thesis seem to always have such a big pressure with them. Hahaha. But really, it really is hard to keep your spirit on with pressure this much. Ternyata, menulis tugas akhir bukan hanya sekadar menulis, tapi juga melatih kesabaran dan tekad seseorang.

Lagi-lagi, semua kembali ke niat awal. It's all back to square one. Ingin lulus secepat apa dan bagaimana, dengan skripsi penuh manfaat bagi masyarakat atau sekadar penelitian asal memenuhi syarat, semua bisa. Meski terkadang niat tidak sejalan dengan yang diinginkan, meski terkadang yang diinginkan telah diambil orang. Belum lagi fakta pahit bahwa yang diinginkan kadang ditolak. Ya, semua kemungkinan selalu tersedia.

Setelah niat terwujud, tekad adalah batu pijakan selanjutnya. Butuh tekad kuat yang lebih dari cukup, yang sekuat baja kalau perlu, agar niat tersebut tidak goyah. Masalahnya, godaan yang akan menggoyang tekad tersebut tidaklah sedikit. Mulai dari rasa malas, bosan, lelah, sampai minder melihat teman-teman yang progresnya pesat akan terus menghantui. Sehingga jika tekad yang dimiliki tidak kuat, bubarlah semua. Layaknya membangun rumah dengan pondasi yang rapuh, seperti itu pula menulis tanpa tekad yang kuat.

Menulis tugas akhir pada hakikatnya adalah menumpahkan semua pengetahuan yang diraih selama periode belajar yang telah dilewati. Kualitasnya bukan ditentukan oleh tingkat kepintaran seseorang, tapi kesungguhan dan kedalaman ilmu yang dicurahkan. Meskipun sering terlihat bahwa teman yang pintar menulis tentang hal-hal tak biasa yang sering mengundang decak kagum, saya terkadang tetap susah mencerna maksud dan tujuan dari hal tersebut. Entah karena istilah-istilahnya yang sulit, atau karena saya tidak menemukan korelasinya dengan kondisi masyarakat. Hingga pada akhirnya, saya lebih berusaha untuk menulis hal-hal ringan yang (semoga) dapat dimanfaatkan.

Selamat mengumpulkan niat dan menguatkan tekad!
Share:

Sunday, October 9, 2016

Judul - First Step to Start Moving

Tulisan ini merupakan bagian dari proyek menulis perjalanan mendapatkan gelar Sarjana Sains pada program studi S1 Geografi Tahun 2016-2017. Tulisan ini ditulis oleh ©faizahfinur dan akan di-update selama proses penulisan skripsi tanpa waktu yang pasti.

---

Seringkali memulai sesuatu adalah hal paling sulit yang dilakukan oleh seseorang, terlebih jika hal tersebut merupakan hal yang baik. Langkah pertama selalu menentukan berjalan atau tidaknya hal yang kita rencanakan, meski kesalahan mungkin terjadi di tengahnya, setidaknya kita telah mulai melakukannya. Memulai sesuatu layaknya bongkahan batu besar yang harus disingkirkan dari jalan yang ingin kita lalui; butuh kerja keras dan tentu saja kemauan yang lebih besar agar kita pada akhirnya dapat lewat di jalan itu. First step is always hard, but not impossible to do.

Layaknya menyingkirkan batu besar, menulis skripsi juga membutuhkan kemauan yang kuat juga tekad sekuat baja agar dapat memulai. Memikirkan hal apa yang ingin diteliti, kenapa memilih hal tersebut, kaitannya dengan bidang studi, dan dimana penelitiannya dapat dijalankan menjadi suatu sinkronitas yang tidak dapat dipisahkan. Pun tekanan-tekanan yang berasal dari teman-teman yang sudah terlebih dahulu mendapatkan judul dan mulai menulis hingga mendapatkan pembimbing menjadi suatu atmosfer tak terelakkan saat ini. 

Mencari judul skripsi seperti mencari jodoh, kata salah seorang teman saya. Mencari yang cocok di hati dan betah digeluti berhari-hari. Ya, dipikir-pikir memang tak ada salahnya. Judul yang diambil akan menentukan seberapa serius kita memikirkannya dan melakukannya di hari kemudian. Judul itu pula yang akan mengantar kita pada tujuan akhir: menjadi sarjana. Jika sejak awal sudah tidak cocok, mungkin hanya akan tersisa dua pilihan; mengganti judul dan merenung kembali atau memaksakan judul dan menyiksa diri. Yah, pada akhirnya tak pernah ada pilihan yang mudah, bukan? 

Selamat merenung dan mencari inspirasi!
Share: