Saturday, October 20, 2018

Kesedihan-Kesedihan yang Tidak Memiliki Hulu

Pernahkah pada satu atau beberapa titik dalam hidupmu kamu menjadi sedih tanpa sebab?

Kesedihan yang dipicu oleh satu baris kalimat dari sebuah buku yang sedang kamu baca atau satu bait lirik dari lagu yang sedang kamu dengar?

Saya selalu merasa kesedihan macam ini diam-diam memakan saya dari dalam. Bayangkan saja, kamu tiba-tiba merasa matamu panas di bus, halte, atau tempat umum lainnya karena matamu melihat sesuatu, membaca sebuah kalimat, atau mungkin mendengar lagu yang syairnya langsung membawa sebuah memori. Memori dari masa lalu, yang tidak bisa diulang kembali, entah karena waktu atau orang yang terlibat di dalamnya sudah tidak pernah sama lagi. Peristiwa yang hanya bisa diputar dengan mengandalkan daya ingat dan kekuatan perasaan yang terlibat. Peristiwa yang telah menjadi kenangan. Kemudian kamu menjadi lelah dan ingin segera sampai rumah, menuju kasur tempatmu rebah. Sementara waktu sibuk mencari cara menyembunyikan mata yang telah basah.

Kesedihan-kesedihan ini hadir tiba-tiba. Ikut serta dengan hujan yang turun rintik, dengan sepatu usang milik seorang bapak tua yang tidak sengaja kamu lihat kelelahan di pinggir jalan, juga dengan rangkaian kata-kata yang hadir acak di hadapan. 

Jenis kesedihan yang tidak memiliki awal dan akhir. 
Datang tanpa izin juga pergi tanpa pamit.

Kesedihan yang mungkin berfungsi sebagai penguji hati; apakah sudah mati?
Share: