Saya kangen, kangen bercerita dan bersenda gurau bersama adik juga teman-teman terdekat saya. Tapi saya juga takut, takut kalau mereka bosan mendengar saya mengeluh tentang hidup dan teman-teman di kampus. Saya sadar, saya menghabiskan banyak waktu dan tenaga saya untuk perekrutan anggota baru GMC yang bahkan belum jelas akhirnya. Saya mempertaruhkan terlalu banyak hal di hidup saya. Uang, tenaga, waktu saya bersama keluarga dan teman, perasaan, juga akademis saya. Namun....bukankah setiap pilihan memiliki resiko? Bukankah semua mimpi diraih dengan usaha dan kerja keras? Terlepas dari benar atau salah, saya ingin melakukannya, jadi saya terus.
Banyak hal yang ingin saya renungkan sendiri, di bawah langit berbintang kalau bisa. Ingin rasanya saya bertengkar dengan pikiran-pikiran ini, mengurai satu persatu benang kusut yang terlihat tidak berujung seperti sebuah lingkaran sempurna. Itulah kenapa saya ingin berada di bawah langit berbintang, agar ketika saya bosan dan ingin rehat, bintang-bintang itu mengalihkan pikiran saya. Mungkin memang terdengar galau dan mellow, tapi saya tidak peduli. Saya tetap suka melihat bintang-bintang yang menggantung jauh di atas sana, mengingatkan saya bahwa masih ada yang serupa dengan matahari, bahwa yang terlihat besar belum tentu yang paling kuat. Saya suka sinarnya yang lembut dan tidak menyakitkan, berkelap-kelip ramah tiap kali saya melihatnya. Ah, jadi kangen tempat camp pertama perjalanan kedua saya.
Tulisan ini lagi-lagi, bukan untuk apa-apa. Saya hanya merasa kalau saya harus menulis karena saya sudah terlalu lama memendam pikiran-pikiran yang terus meracau bagai burung yang tak henti berkicau. Walaupun toh pada akhirnya, hanya tulisan-tulisan random yang tercipta, setidaknya itu tetap membantu. Membantu menyalurkan sampah-sampah pikiran dan perasaan yang mendesak minta dikeluarkan. Selamat malam.